27 Oct 13, Padang Savana di Bromo |
Sopir jeep dengan tangguh menyesuaikan setiran kiri
dan kanan. Kadang kami berpapasan dengan beberapa motor yang sedang kepayahan,
terjebak dalam jalanan pasir yang agak lembut, ban jadi slip membuat motor
harus dituntun. Pemandangan perbukitan dengan tebing-tebing hijau hampir tegak
lurus di sebelah kiri kami dan padang savana yang luas memberi nikmat
penglihatan. Lembah yang Indah. Ga heran kalau Padang Savana Gunung Bromo
sering dijadikan lokasi syuting FTV.
Dari kejauhan sudah kelihatan banyak jeep yang
ngumpul, jeep kami juga mengarah ke tempat yang sama. Yeahhh, Bukit
Teletubbies, begitu disebutnya. Jangan membayangkan bahwa bukit ini adalah
tempat syutingnya film anak-anak Teletubbies, itu salah ;) Bukit Teletubbies
sebenarnya adalah padang savana dengan bukit yang seperti bertumpuk-tumpuk
alias berdempetan, dan kelihatannya mirip dengan latar belakang di film anak
tersebut. Lembah Jemplang adalah nama yang sebenarnya.
Bukit Teletubbies….Hello, Berpelukan !! |
Karena bentangan alam nya seperti lorong panjang, di
kiri dan kanan adalah perbukitan, ditengahnya jalanan berpasir dengan padang
savana, membuat angin lebih mudah terjebak dan berkumpul disini, makanya
serbuan angin mampu membuat sedikit "badai" pasir.
Well, Kami seperti anak kecil ditengah taman bermain
yang besar, berhamburan dengan masing-masing memilih spot dan gaya favorit
untuk dimasukan dalam bingkai memori. Mungkin nama Bukit Teletubbies bisa
melekat di bukit ini karena orang-orang seperti kami ini yang tiba-tiba
bertingkah seperti anak kecil, didukung pula dengan background dan suasana yang
aduhai hahaha *berpelukan ;)
Bersantai Ria... |
Colorful yak baju kami…kontras ama team cowok yang dibawah hahaha :p |
So, yang Paling Gagah yang mana ? *dipilih-dipilih…:p |
Disini bebas berekspresi, ada yang lebih suka duduk menikmati pemandangan menakjubkan didepan mata, ada yang lebih menikmati dengan berfoto ria tiada lelah ;) Tidak ada batasan, tidak perlu mengantri. Hanya tiupan angin nakal, udara nan sejuk, matahari yang rasanya begitu dekat, mata yang lebih lama memandang serta naungan langit biru yang menemani disini. Kami pun agak melipir menjauh dari kerumunan orang-orang biar pas foto-foto ga bocor gitu haha.
Ada yang sambil merokok menikmati alam hehe. |
Menikmati angin sepoi-sepoi hahaha... |
Gaya dari pengunjung lain *difotoin karena cakep cowoknya wakakkaka ;) |
Ga Seperti di Indonesia, bukan ? Setuju donk yaaa….:D |
Path of Nature, Sekitaran Bukit Teletubbies |
Sign Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Lembah Jemplang |
Bisikan Pasir Mu.. |
Penghayatan begitu dalam akan rasa cinta terhadap Negeri - Indonesia |
Kembali ke Desa Cemoro Lawang. Beristirahat sambil
membasuh muka dan bagian tubuh lainnya yang sangat berdebu. Para pentolan dalam
trip ini lagi serius diskusi apakah kami akan sekalian mampir ke Air Terjun
Madakaripura. Air terjun ini cukup terkenal dan masih bagian dari kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Terletak di Desa Sapih Kecamatan Lumbang. Pergi ke obyek wisata satu ini memang perlu
pertimbangan. Bukan karena lokasinya yang jauh, Bukan ! Tapi karena perlakuan
negatif beberapa warga yang nongkrong dipintu masuk air terjun.
Tempat ini terkenal dengan penuh preman, mereka akan
memaksa pengunjung untuk menggunakan jasa guide mereka, padahal untuk menuju ke
air terjun nya itu gampang sekali. Belum lagi biaya yang diminta tidak
nanggung-nanggung, bisa di angka 100rb. Denger-denger mereka suka mencuci
kendaraan pengunjung tanpa diminta, dan lagi-lagi meminta harga seenak jidat
sekitar 50rb. Ditambah lagi biaya parkir kendaraan sekitar 50rb dengan dalih
mengada-ada yaitu perlindungan dari pencurian dan kerusakan. It's real, dan
karena faktor-faktor diatas inilah membuat orang yang pernah kesana akan malas
balik lagi.
Aku sendiri sudah pernah kesana, barengan ama trip
Semeru - Bromo tahun 2008 dulu. Dulu kami juga niatnya tanpa pake jasa
guide, tapi ada yang ngekorin kami seolah dia adalah guide kami. Temanku sempat
memanas juga, sudah ngobrol baik-baik bahwa kami tidak perlu di guide, tapi ya
tetap aja orang itu ngotot. Ya udah, akhirnya kita terpaksa nego berapa harga
yang diminta. Kudu nego diawal walaupun mereka akan bilang seikhlasnya. Itu
klise, pas di akhir perjalanan rasa ikhlas itu harus diganti dengan 100rb
*merusak suasana aja.
Nah, itu kan cerita jeleknya, tenang aja, semua rasa
tidak nyaman itu terbayarkan dengan pesona alamnya. Genk ku akhirnya memutuskan
akan sekalian menjambani air terjun ini, kami akan ambil resiko. Hanya sekitar
1.5 jam dari Cemoro Lawang dan sudah termasuk makan siang di Desa Sukapura,
kami pun sampai di depan patung Mahapatih Gajah Mada yang sedang duduk gagah
bersemedi menyambut kedatangan kami. Air terjun Madakaripura memang identik
dengan Sang Patih. Dipercaya oleh warga setempat, bahwa di air terjun ini,
Gajah Mada bersemedi menghabiskan sisa hidupnya sampai meninggalkan raga nya
alias muksa.
Kami mulai menyusuri jalanan setapak, bermaksud pede
hati bisa lolos dari para preman. Ternyata tidak haha, kami tetap tidak hilang
dari radar mereka. Satu orang mulai bersikap seperti guide, mulai mengikuti.
Daripada bikin ga tenang terus menghindar, akhirnya kami nego dan deal di harga
60rb. Ok, problem solved.
Dari pintu masuk kita perlu jalan kaki kira-kira 1.5KM.
Setengah perjalanan ditemani jalanan setapak yang sudah dibeton tapi banyak
yang putus dan rusak. Jadi beberapa kali kita harus menyeberang dengan meniti
batu-batu dialiran sungai. Airnya dingin dan segar. Si guide gadungan ada
gunanya juga, memberi bantuan menarik tangan di titik-titik terjal dan licin.
Suasana di kiri dan kanan sungai ditemani hutan lebat. Juga ditemui disepanjang
jalur trekking pipa-pipa besi yang membawa air dari air terjun ke desa-desa
disekitar.
Kaki yang tadinya pegel banget dan kalau jalan biasa
aja uda sengsara, eh malah dibawa trekking ke air terjun ga berasa pegelnya ;)
Hampir mendekati air terjun kita akan menjumpai tebing dengan banyak rambatan
daun-daun hijau.Yang kerennya, air keluar dari daun-daun yang merambat di tebing
dan membentuk air terjun kecil dan halus-halus.
Tampilan alam yang sangat
fotogenik dipandang mata maupun dalam frame kamera. Kita akan seperti lagi
ujan-ujanan dan kebasahan karena kita kudu melewati kucuran air terjun mini
ini. Tapi tenang aja kalo ogah basah-basahan, di sekitar situ ada yang
menyewakan payung, ponco dan plastik kresek.
Fotogenik bukan ? Maksudnya alamnya ya, bukan orang nya :) |
Air Terjun Madakaripura, Pemandangan seperti ini yang akan anda nikmati |
ini lho Air Terjun Madakaripura, Celah paling atas yang dipercaya sebagai tempat bertapa Mahapatih Gajah Mada |
Teman-temanku pada hebat fisiknya, ditengah deraan
capek yang luar biasa dan kurang tidur, semuanya masih tetap menikmati kucuran
air terjun dan ga takut masuk angin. Kecuali aku yang ga ikutan berbasah ria
hehe, ingat usia dan baby dirumah. Masa pulang liburan jadinya sakit.
Teh Manis, kopi, jahe panas, Popmie, pisang goreng dan keluarga gorengan lainnya terasa nikmat ditengah sejuknya lereng pengunungan dan dinginnya air terjun. Di dekat air terjun pun dengan mudah kita menemukan warung, jadi jangan khawatir lapar dan haus :) Fasilitas seperti WC Ganti, dan toilet juga tersedia baik di dekat pintu masuk maupun ditengah perjalanan. Ya, setidaknya perjalanan di air terjun ini sudah dipikirkan kenyamanan untuk pengunjung walaupun belum maksimal.
3 hari dengan schedule wisata yang begitu padat
rasanya punya kepuasan tersendiri ketika semua itu selesai dijalani. Banyak hal
baru yang dilihat, kebersamaan, gurauan seakan-akan menghipnotis pikiran dan
hati melupakan rutinitas dan kegalauan masing-masing. Setiap orang perlu
liburan secara berkala, untuk mendapatkan semangat baru, setidaknya motto ini
yang aku yakini haha.
:: East Java Journey is Ended ::
Related Post :
Mbak Novi, boleh donk share cost transportasi ke air terjun Madakaripuranya,
BalasHapusTks
Hi Mas Sandi,
HapusKemarin kita sewa elf selama trip jadi ga pake kendaraan umum ;) Mohon Maaf ga bisa bantu info...