Minggu, 16 Februari 2014

Amazing Trip Part #5 : Pesona Bromo lainnya : Bukit Teletubbies, Pasir Berbisik dan Air Terjun Madakaripura

27 Oct 13, Padang Savana di Bromo
Ooh ga nyangka juga bisa cerita trip Jawa Timur ini sampai part ke 5. Entah memang banyak yang bisa diceritakan atau lagi bawel ;) Ibaratnya skripsi, Part 5 ini sebagai part penutup, yang ga kalah seru untuk diceritakan. Anyway, setelah turun dari Kawah Bromo, kami masih lanjut menyusuri lautan pasir dan mengarah ke perbukitan yang ada di punggung Gunung Bromo.

Sopir jeep dengan tangguh menyesuaikan setiran kiri dan kanan. Kadang kami berpapasan dengan beberapa motor yang sedang kepayahan, terjebak dalam jalanan pasir yang agak lembut, ban jadi slip membuat motor harus dituntun. Pemandangan perbukitan dengan tebing-tebing hijau hampir tegak lurus di sebelah kiri kami dan padang savana yang luas memberi nikmat penglihatan. Lembah yang Indah. Ga heran kalau Padang Savana Gunung Bromo sering dijadikan lokasi syuting FTV. 
Jeep yang parkir tidak seramai di kaki gunung Bromo
Dari kejauhan sudah kelihatan banyak jeep yang ngumpul, jeep kami juga mengarah ke tempat yang sama. Yeahhh, Bukit Teletubbies, begitu disebutnya. Jangan membayangkan bahwa bukit ini adalah tempat syutingnya film anak-anak Teletubbies, itu salah ;) Bukit Teletubbies sebenarnya adalah padang savana dengan bukit yang seperti bertumpuk-tumpuk alias berdempetan, dan kelihatannya mirip dengan latar belakang di film anak tersebut. Lembah Jemplang adalah nama yang sebenarnya. 
Bukit Teletubbies….Hello, Berpelukan !!
Excited, first time buatku berkunjung kesini karena dulu ga sempat mampir. Berhubung masih di ujung musim panas, savana didominasi rerumputan kuning sedikit hijau. Pas keluar dari mobil, kami harus berhadapan sama serbuan pasir yang terbawa angin kencang, sepertinya angin dan pasir berbahagia menyambut kedatangan kami *lebay dikit ;)
Padang Savana dengan batas tebing tegak lurus
Karena bentangan alam nya seperti lorong panjang, di kiri dan kanan adalah perbukitan, ditengahnya jalanan berpasir dengan padang savana, membuat angin lebih mudah terjebak dan berkumpul disini, makanya serbuan angin mampu membuat sedikit "badai" pasir. 

Well, Kami seperti anak kecil ditengah taman bermain yang besar, berhamburan dengan masing-masing memilih spot dan gaya favorit untuk dimasukan dalam bingkai memori. Mungkin nama Bukit Teletubbies bisa melekat di bukit ini karena orang-orang seperti kami ini yang tiba-tiba bertingkah seperti anak kecil, didukung pula dengan background dan suasana yang aduhai hahaha *berpelukan ;)
Freedom…bisa ngapain aja disini dengan hamparan savana yang luas
Bersantai Ria...
Colorful yak baju kami…kontras ama team cowok yang dibawah hahaha :p
So, yang Paling Gagah yang mana ? *dipilih-dipilih…:p

Disini bebas berekspresi, ada yang lebih suka duduk menikmati pemandangan menakjubkan didepan mata, ada yang lebih menikmati dengan berfoto ria tiada lelah ;) Tidak ada batasan, tidak perlu mengantri. Hanya tiupan angin nakal, udara nan sejuk, matahari yang rasanya begitu dekat, mata yang lebih lama memandang serta naungan langit biru yang menemani disini. Kami pun agak melipir menjauh dari kerumunan orang-orang biar pas foto-foto ga bocor gitu haha. 
Bukit Teletubbies - Jeep membelah Padang Savana...
Ada yang sambil merokok menikmati alam hehe. 
Menikmati angin sepoi-sepoi hahaha...
Gaya dari pengunjung lain *difotoin karena cakep cowoknya wakakkaka ;)
Menikmati sisi lain Bromo di padang savana ini memberi catatan di hati, Bromo memang mengagumkan. Cerminan wajah eksotis Indonesia dengan alam nya yang bisa disandingkan dengan negara lain. Marilah kita berbangga kalau Indonesia itu keren. Atau kita mesti mendengar pengakuan pejalan dari negara lain kalau Indonesia itu Sangat Indah, baru kita aware dan berbangga? Berarti kita belum banyak melihat dan berjelajah.
Ga Seperti di Indonesia, bukan ? Setuju donk yaaa….:D
Path of Nature, Sekitaran Bukit Teletubbies
Cool Car…Berharap nanti kalau punya duit ga berseri, mau beli yang Jeep Wrangler haha *dream..
Sign Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Lembah Jemplang
Ketika canda tawa dan aktifitas foto dengan berbagai aksi terasa mulai garing, kami segera meluncur ke spot berikutnya...Pasir Berbisik. Lokasinya ga jauh dari Gunung Batok, masih ditengah Lautan Pasir. Pasir Berbisik, begitu namanya diberikan ketika angin berhembus kencang, pasir-pasir disini seperti bersuara, saling bergesekan dan terbawa pasrah. 
Bisikan Pasir Mu..
Cuma pas kami lagi disana, alam enggan menampilkan bisikan-bisikan itu. Kami ga lama disini, selain memang kurang ada yang bisa dilakukan selain berfoto, sengatan mentari sudah mengganggu kulit, puanass poll. Hebatnya terik-terik begini, ada sekumpulan orang pencak silat lagi latihan, berlarian tanpa alas kaki. OMG betapa panasnya, mana berbaju hitam lagi. 
Penghayatan begitu dalam akan rasa cinta terhadap Negeri - Indonesia

Kembali ke Desa Cemoro Lawang. Beristirahat sambil membasuh muka dan bagian tubuh lainnya yang sangat berdebu. Para pentolan dalam trip ini lagi serius diskusi apakah kami akan sekalian mampir ke Air Terjun Madakaripura. Air terjun ini cukup terkenal dan masih bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Terletak di Desa Sapih Kecamatan Lumbang. Pergi ke obyek wisata satu ini memang perlu pertimbangan. Bukan karena lokasinya yang jauh, Bukan ! Tapi karena perlakuan negatif beberapa warga yang nongkrong dipintu masuk air terjun. 

Tempat ini terkenal dengan penuh preman, mereka akan memaksa pengunjung untuk menggunakan jasa guide mereka, padahal untuk menuju ke air terjun nya itu gampang sekali. Belum lagi biaya yang diminta tidak nanggung-nanggung, bisa di angka 100rb. Denger-denger mereka suka mencuci kendaraan pengunjung tanpa diminta, dan lagi-lagi meminta harga seenak jidat sekitar 50rb. Ditambah lagi biaya parkir kendaraan sekitar 50rb dengan dalih mengada-ada yaitu perlindungan dari pencurian dan kerusakan. It's real, dan karena faktor-faktor diatas inilah membuat orang yang pernah kesana akan malas balik lagi. 

Aku sendiri sudah pernah kesana, barengan ama trip Semeru - Bromo tahun 2008 dulu. Dulu kami juga niatnya tanpa pake jasa guide, tapi ada yang ngekorin kami seolah dia adalah guide kami. Temanku sempat memanas juga, sudah ngobrol baik-baik bahwa kami tidak perlu di guide, tapi ya tetap aja orang itu ngotot. Ya udah, akhirnya kita terpaksa nego berapa harga yang diminta. Kudu nego diawal walaupun mereka akan bilang seikhlasnya. Itu klise, pas di akhir perjalanan rasa ikhlas itu harus diganti dengan 100rb *merusak suasana aja. 

Nah, itu kan cerita jeleknya, tenang aja, semua rasa tidak nyaman itu terbayarkan dengan pesona alamnya. Genk ku akhirnya memutuskan akan sekalian menjambani air terjun ini, kami akan ambil resiko. Hanya sekitar 1.5 jam dari Cemoro Lawang dan sudah termasuk makan siang di Desa Sukapura, kami pun sampai di depan patung Mahapatih Gajah Mada yang sedang duduk gagah bersemedi menyambut kedatangan kami. Air terjun Madakaripura memang identik dengan Sang Patih. Dipercaya oleh warga setempat, bahwa di air terjun ini, Gajah Mada bersemedi menghabiskan sisa hidupnya sampai meninggalkan raga nya alias muksa. 
"Welcome to Madakaripura", Sapa Sang Patih di Pintu Masuk
Kami mulai menyusuri jalanan setapak, bermaksud pede hati bisa lolos dari para preman. Ternyata tidak haha, kami tetap tidak hilang dari radar mereka. Satu orang mulai bersikap seperti guide, mulai mengikuti. Daripada bikin ga tenang terus menghindar, akhirnya kami nego dan deal di harga 60rb. Ok, problem solved. 

Dari pintu masuk kita perlu jalan kaki kira-kira 1.5KM. Setengah perjalanan ditemani jalanan setapak yang sudah dibeton tapi banyak yang putus dan rusak. Jadi beberapa kali kita harus menyeberang dengan meniti batu-batu dialiran sungai. Airnya dingin dan segar. Si guide gadungan ada gunanya juga, memberi bantuan menarik tangan di titik-titik terjal dan licin. Suasana di kiri dan kanan sungai ditemani hutan lebat. Juga ditemui disepanjang jalur trekking pipa-pipa besi yang membawa air dari air terjun ke desa-desa disekitar. 
Medan yang harus dilalui, Aliran sungai dengan batu gunung dimana-mana
Kaki yang tadinya pegel banget dan kalau jalan biasa aja uda sengsara, eh malah dibawa trekking ke air terjun ga berasa pegelnya ;) Hampir mendekati air terjun kita akan menjumpai tebing dengan banyak rambatan daun-daun hijau.Yang kerennya, air keluar dari daun-daun yang merambat di tebing dan membentuk air terjun kecil dan halus-halus. 
Fotogenik bukan ? Maksudnya alamnya ya, bukan orang nya :)
Tampilan alam yang sangat fotogenik dipandang mata maupun dalam frame kamera. Kita akan seperti lagi ujan-ujanan dan kebasahan karena kita kudu melewati kucuran air terjun mini ini. Tapi tenang aja kalo ogah basah-basahan, di sekitar situ ada yang menyewakan payung, ponco dan plastik kresek. 
Kita bisa sewa payung disekitaran air terjun...

Air Terjun Madakaripura, Pemandangan seperti ini yang akan anda nikmati
Kesan mistis begitu terasa ketika berada di Air Terjun Madakaripura. Dikelilingi tebing batu dengan ketinggian 200meter membuat suasana menjadi temaram akibat sinar matahari tidak sanggup sampai ke dasar tebing. Di penghujung musim kemarau seperti saat ini, debit air dalam kondisi agak kecil, tapi jangan coba-coba kalau musim hujan, berlimpah pokoknya haha, katanya bisa sampai ga boleh ke air terjunnya karena berbahaya. Ada 2 lubang gede dibalik air terjun memperkuat kesan mistis yang ada. Dipercaya salah satunya yang paling atas tempat dimana Sang Patih bertapa. Nah, ini cerita boleh dipercaya boleh tidak, pas kunjungan tahun 2008 dulu, temanku seakan melihat sosok seseorang sedang duduk bertapa dibalik air terjun. Cuma, dia baru cerita pas aku balik dari kunjungan kali ini. Believe It or Not !!!!! 
ini lho Air Terjun Madakaripura, Celah paling atas yang dipercaya sebagai tempat bertapa Mahapatih Gajah Mada
Teman-temanku pada hebat fisiknya, ditengah deraan capek yang luar biasa dan kurang tidur, semuanya masih tetap menikmati kucuran air terjun dan ga takut masuk angin. Kecuali aku yang ga ikutan berbasah ria hehe, ingat usia dan baby dirumah. Masa pulang liburan jadinya sakit. 
Kecerian yang ada...
Brrr….Pada tahan dingin…

Teh Manis, kopi, jahe panas, Popmie, pisang goreng dan keluarga gorengan lainnya terasa nikmat ditengah sejuknya lereng pengunungan dan dinginnya air terjun. Di dekat air terjun pun dengan mudah kita menemukan warung, jadi jangan khawatir lapar dan haus :) Fasilitas seperti WC Ganti, dan toilet juga tersedia baik di dekat pintu masuk maupun ditengah perjalanan. Ya, setidaknya perjalanan di air terjun ini sudah dipikirkan kenyamanan untuk pengunjung walaupun belum maksimal. 
Menghangatkan tubuh dengan Minuman panas dan gorengan...
3 hari dengan schedule wisata yang begitu padat rasanya punya kepuasan tersendiri ketika semua itu selesai dijalani. Banyak hal baru yang dilihat, kebersamaan, gurauan seakan-akan menghipnotis pikiran dan hati melupakan rutinitas dan kegalauan masing-masing. Setiap orang perlu liburan secara berkala, untuk mendapatkan semangat baru, setidaknya motto ini yang aku yakini haha. 

2 komentar:

  1. Mbak Novi, boleh donk share cost transportasi ke air terjun Madakaripuranya,

    Tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mas Sandi,

      Kemarin kita sewa elf selama trip jadi ga pake kendaraan umum ;) Mohon Maaf ga bisa bantu info...

      Hapus

Chapter #3, Beautiful Rinjani : Day 2 - Duka Lara dan Nikmat Menuju Plawangan Sembalun

Hari ini akan menjadi hari penuh tantangan. Bukit Penyesalan yang sudah ku dengar jauh hari akan menjadi ujian berat untuk kaki ku. Na...