We are The Adventures :D |
Jejak kaki pagi ini dimulai
dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Petualangan kali ini bersama dengan 8
orang teman ku yang lain, sebagian sudah kenal karena teman sejalan waktu ke Tanjung
Putus kemarin. Tidak susah untuk cepat membaur satu sama lain dalam group yang
menurut ku jumlah yang pas untuk berpetualang bareng. Well, flight paling pagi
Mandala Tiger Air otomatis tidak pake delay, membawa kami selama 1 jam
mengudara menuju langit paling timur Pulau Jawa. Rencananya kami akan keliling
di beberapa tempat di ujung pulau Jawa ini.
Walaupun kurang tidur karena pagi-pagi subuh sudah
bangun, tetap aja aku bukan pejalan yang gampang tidur dalam perjalanan hiks :(
Kebiasaan yang tidak menguntungkan sebagai seorang backpacker ;) . Enak banget
kalau liet temanku yang lain dengan cepat bisa tidur dalam pesawat, mobil
bahkan bis. Cuma, kadang memang terlalu sayang tidur selama sedang mengudara di
atas tanah Jawa. Aku suka menikmati landscape Pulau Jawa dari atas. Rangkaian
gunung berapi mencuat gagah keluar dari selimutan awan-awan, bersanding satu
sama lain seperti saling menyambung dari Barat ke Timur.
Memang, Indonesia masuk dalam Ring of Fire Gunung
berapi yang paling aktif di dunia, bertebaran dari Tanah Sumatra sampai dengan
Tanah Sulawesi dan Maluku di Indonesia bagian Timur seperti membentuk busur bumi. That's why negara kita ini subur dan kaya akan keragaman
hayati dan sumber daya mineral *LoL, jadi melenceng ke pelajaran Geografi
hahaha :D :P Intermezzo ya.
Rangkaian Gunung Api yang bertebaran dari Sumatra sampai Kepulauan Maluku Sumber : Kompas Cincin Api |
Gunung Merapi yang agak khas karakteristik bentuk
gunung nya paling mudah ku kenali kalau dari atas. Ditemani juga dengan setia
oleh Gunung Merbabu yang saling bersebelahan menjadi bonus bagi indera pagi
ini. Jadi kalau dari Jakarta ke bagian Timur Jawa pilihlah tempat duduk di row
F atau paling kanan sebagai posisi yang strategis untuk menikmati semua itu.
Sebaliknya kalau dari Bali ke Jakarta, pilih tempat duduk di row A atau paling
kiri.
Gunung Ijen dengan kawah danau birunya, terpotret saat perjalanan ke Bali - 2011 |
Ok, tujuan perdana dari trip ini yaitu Taman Nasional
Baluran. Salah satu taman nasional tertua di Indonesia dan berada di Kabupaten
Situbondo. Yang ga ku sangka ternyata butuh waktu sekitar 9 jam perjalanan
darat dari Surabaya.
Masuk dari tol Waru, elf mengarah ke arah Sidoarjo.
Pemandangan di sisi kiri jalan yang berubah menjadi seperti bedungan tinggi
yang ga kelihatan isinya itu, gampang banget ditebak kalau kami sedang melewati
lumpur Lapindo. Serem juga mengingat bedungan itu bersebelahan dengan jalan
raya, one day sangat berpotensial bedungan kehilangan daya tampung dan lumpur
panas meluap di badan jalan hiiii. Toh status terakhir sumber lumpur Lapindo
masih aktif produksi.
Seperti potret kehidupan pada kebanyakan masyarakat
pedesaan, suasana pertanian dan perkebunan menemani setiap layangan mata di
luar jendela. Jalur Utara Jawa menjadi pilihan trek kami menuju Baluran.
Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan didominasi oleh sawah seakan membuat diri
terhipnotis terbuai dalam sejuknya ijo royo-royo. Namun berganti dominasi
ketika sudah memasuki daerah Paiton. Perkebunan tembakau yang mengambil alih
pandangan.
Aku yang pertama kali baru melihat langsung gimana
bentuk tanaman tembakau waktu di Lombok, langsung notice bahwa tanaman di
sepanjang jalan ini adalah tembakau. Dan diiyakan oleh Pak supir, sambil beliau
cerita-cerita. Aku yang pas lagi ga tidur jadi antusias mendengar.
Beberapa tempat seperti Jember, Deli, Temanggung,
Lombok, dan Madura adalah pemasok terbaik tembakau Nusantara, masing-masing
tempat punya karakteristik dan rasa khas tersendiri. Ternyata Pak Supir dan
Kenet nya ini dulu pernah kerja di Bentoel, pantesan bisa banyak cerita.
Raksasa rokok seperti Gudang Garam, HM Sampoerna dan Djarum adalah penadah
utama tembakau Paiton selain ada yang di export ke luar negeri.
Asyiknya traveling itu selain memang mata dimanjakan
oleh pemandangan yang ada, kita juga bisa dapat banyak pengetahuan tambahan
asalkan mau tau alias kepo hihi, suka mendengar dan sekalian juga ga banyak
tidur di jalan hahahaha, ada untung nya juga ternyata :p. Kalau ketiduran kan
pasti ga tau kalau Paiton itu punya Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang gede dan
megah banget. Kata teman, kalau malam lebih keren lagi, karena penuh dengan
gemerlap lampu. Konon, PLTU ini dibangun diatas laut yang diuruk
pasirnya.
Source from Internet - Kaskus.co.id : PLTU Paiton yang gemerlap di malam hari |
Hutan Jati menemani di sepanjang jalan Situbondo, Photo by Erlin Hu, Friend in this trip as well |
Eng ing eng, beneran ngabisin waktu 9 jam-an kami
baru sampai. Bahagia sekali pas uda kelihatan logo bergambar Banteng yang jadi
ciri khas satwa disini dengan tulisan gede "Welcome to Baluran".
Dari gerbang masuk tempat beli tiket, masih perlu
12KM lagi ke dalam untuk kita sampai ketemu Padang Savana nya. Jadi
jangan coba jalan kaki dari gerbang masuk karena masih jauh boo. Pake mobil aja
berasa jauh gimana kalau jalan kaki. Gempor-gempor d ;)
Peta Taman Nasional Baluran, diambil dari Pos Masuk. |
Udah gitu jalanan nya jelek berbatu, kiri kanan hanya
ditemani hutan gersang nan kering. Kecuali memang mau total adventure sih boleh
aja coba jalan kaki sekalian bisa explore satwa liar yang hidup disana. Kami
juga ketemu ayam hutan, burung merak dan monyet yang sedang berkeliaran. Sayang
nya rusa, banteng, dan bangsa-bangsa hewani lainnya tidak nongol, mungkin karena
uda kesorean dan mungkin spot kami nangkring bukan area bermain mereka.
Banyak
satwa yang hidup bebas ditanah dengan luas 25ribu hektar ini. Bahkan,
kita bisa bertemu dengan Macan Tutul yang juga salah satu penghuni disini.
Cuma, tergantung menurut kita itu suatu keberutungan atau malah sebaliknya
;)
Hutan Kering di Taman Nasional Baluran, katanya kering terus begini walaupun musim hujan... |
Sekumpulan Monyet (ntah jenis apa) yang beruntung berpapasan dengan kami :D |
Siap trekking explore padang savana *hayalan hahaha :p |
Padang Savana yang langsung membuat kami lupa waktu |
Wisma di depan Pantai Bama... |
Ga ketemu Banteng asli, setidaknya ketemu tengkoraknya aja hahaha, Jangan kira ga berat lho , saya aja ga kuat angkat sendiri |
Yang Ganteng-Ganteng di Trip ini... |
Yang Cakep-Cakep donk , ga mau kalah :p |
Pantai Bama cukup cantik, berpasir putih dan tenang
sekali. Hanya keelokannya kurang banyak terpancar karena malam mulai merayap
untuk menutup hari. Kamipun enggan berlama-lama karena sudah ga ada yang bisa
dilihat dan dinikmati.
Pantai Bama, berpasir putih, berhadapan dengan laut Selat Bali |
Related Post :
:: Amazing Trip, Part #2 : Kawah Ijen, Antara Kerasnya Hidup Para Penambang dan Keindahan Alam-nya
:: Amazing Trip Part #3 : Jember, Pesisir Selatan yang Tidak Kalah Indah
:: Amazing Trip Part #4 : Bromo, Sang Magis Yang Memberi Kehidupan
:: Amazing Trip Part #5 : Pesona Bromo Lainnya : Bukit Teletubbies, Pasir Berbisik dan Air Terjun Madakaripura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar