Jumat, 22 November 2013

Amazing Trip, Part #1 : Sejenak merasakan Afrika van Java, Taman Nasional Baluran


We are The Adventures :D

Jejak kaki pagi ini dimulai dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Petualangan kali ini bersama dengan 8 orang teman ku yang lain, sebagian sudah kenal karena teman sejalan waktu ke Tanjung Putus kemarin. Tidak susah untuk cepat membaur satu sama lain dalam group yang menurut ku jumlah yang pas untuk berpetualang bareng. Well, flight paling pagi Mandala Tiger Air otomatis tidak pake delay, membawa kami selama 1 jam mengudara menuju langit paling timur Pulau Jawa. Rencananya kami akan keliling di beberapa tempat di ujung pulau Jawa ini.

Walaupun kurang tidur karena pagi-pagi subuh sudah bangun, tetap aja aku bukan pejalan yang gampang tidur dalam perjalanan hiks :( Kebiasaan yang tidak menguntungkan sebagai seorang backpacker ;) . Enak banget kalau liet temanku yang lain dengan cepat bisa tidur dalam pesawat, mobil bahkan bis. Cuma, kadang memang terlalu sayang tidur selama sedang mengudara di atas tanah Jawa. Aku suka menikmati landscape Pulau Jawa dari atas. Rangkaian gunung berapi mencuat gagah keluar dari selimutan awan-awan, bersanding satu sama lain seperti saling menyambung dari Barat ke Timur. 

Memang, Indonesia masuk dalam Ring of Fire Gunung berapi yang paling aktif di dunia, bertebaran dari Tanah Sumatra sampai dengan Tanah Sulawesi dan Maluku di Indonesia bagian Timur seperti membentuk busur bumi. That's why negara kita ini subur dan kaya akan keragaman hayati dan sumber daya mineral *LoL, jadi melenceng ke pelajaran Geografi hahaha :D :P Intermezzo ya. 

Rangkaian Gunung Api yang bertebaran dari Sumatra sampai Kepulauan Maluku
Sumber : Kompas Cincin Api

Gunung Merapi yang agak khas karakteristik bentuk gunung nya paling mudah ku kenali kalau dari atas. Ditemani juga dengan setia oleh Gunung Merbabu yang saling bersebelahan menjadi bonus bagi indera pagi ini. Jadi kalau dari Jakarta ke bagian Timur Jawa pilihlah tempat duduk di row F atau paling kanan sebagai posisi yang strategis untuk menikmati semua itu. Sebaliknya kalau dari Bali ke Jakarta, pilih tempat duduk di row A atau paling kiri. 
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu mencuat di ketinggian. 
Gunung Ijen dengan kawah danau birunya, terpotret saat perjalanan ke Bali - 2011
Petualangan selama 4 hari kedepan dimulai dari tanah Surabaya. Elf yang nyaman sudah standby menjemput kami di Bandara International Juanda. Posisi duduk sangat menentukan kesejahteraan selama 4 hari karena akhirnya Elf ini secara ga sengaja menjadi rumah ke 2 kami selama perjalanan. So beruntungnya aku masih dapat posisi enak dengan kaki bisa selonjoran hehe.  Setidaknya tidak galau-galau amat grasak grusuk pas lagi tidur. 

Ok, tujuan perdana dari trip ini yaitu Taman Nasional Baluran. Salah satu taman nasional tertua di Indonesia dan berada di Kabupaten Situbondo. Yang ga ku sangka ternyata butuh waktu sekitar 9 jam perjalanan darat dari Surabaya. 

Masuk dari tol Waru, elf mengarah ke arah Sidoarjo. Pemandangan di sisi kiri jalan yang berubah menjadi seperti bedungan tinggi yang ga kelihatan isinya itu, gampang banget ditebak kalau kami sedang melewati lumpur Lapindo. Serem juga mengingat bedungan itu bersebelahan dengan jalan raya, one day sangat berpotensial bedungan kehilangan daya tampung dan lumpur panas meluap di badan jalan hiiii. Toh status terakhir sumber lumpur Lapindo masih aktif produksi. 

Seperti potret kehidupan pada kebanyakan masyarakat pedesaan, suasana pertanian dan perkebunan menemani setiap layangan mata di luar jendela. Jalur Utara Jawa menjadi pilihan trek kami menuju Baluran. Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan didominasi oleh sawah seakan membuat diri terhipnotis terbuai dalam sejuknya ijo royo-royo. Namun berganti dominasi ketika sudah memasuki daerah Paiton. Perkebunan tembakau yang mengambil alih pandangan. 

Aku yang pertama kali baru melihat langsung gimana bentuk tanaman tembakau waktu di Lombok, langsung notice bahwa tanaman di sepanjang jalan ini adalah tembakau. Dan diiyakan oleh Pak supir, sambil beliau cerita-cerita. Aku yang pas lagi ga tidur jadi antusias mendengar. 

Beberapa tempat seperti Jember, Deli, Temanggung, Lombok, dan Madura adalah pemasok terbaik tembakau Nusantara, masing-masing tempat punya karakteristik dan rasa khas tersendiri. Ternyata Pak Supir dan Kenet nya ini dulu pernah kerja di Bentoel, pantesan bisa banyak cerita. Raksasa rokok seperti Gudang Garam, HM Sampoerna dan Djarum adalah penadah utama tembakau Paiton selain ada yang di export ke luar negeri. 

Asyiknya traveling itu selain memang mata dimanjakan oleh pemandangan yang ada, kita juga bisa dapat banyak pengetahuan tambahan asalkan mau tau alias kepo hihi, suka mendengar dan sekalian juga ga banyak tidur di jalan hahahaha, ada untung nya juga ternyata :p. Kalau ketiduran kan pasti ga tau kalau Paiton itu punya Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang gede dan megah banget. Kata teman, kalau malam lebih keren lagi, karena penuh dengan gemerlap lampu. Konon, PLTU ini dibangun diatas laut yang diuruk pasirnya. 
Source from Internet - Kaskus.co.id : PLTU Paiton yang gemerlap di malam hari
Cuaca lagi panas merangsang disini, semakin mendekati Baluran ketika udah masuk daerah Situbondo, suasana lebih gersang, sampai pohon-pohon jati merenggas ga kuat. Tapi cocok juga jadinya ama suasana kalau kami akan memasuki Afrikanya Indonesia. 
Hutan Jati menemani di sepanjang jalan Situbondo, Photo by Erlin Hu, Friend in this trip as well
Kami diberhentikan oleh Pak Supir di Restoran Churien dekat Pantai Pasir Putih Situbondo untuk makan siang. Resto ini sepertinya sudah di setting oleh para supir travel sebagai tempat persinggahan para turis. Ga kami aja, banyak beberapa bule lagi menikmati makan siang mereka. Makanannya biasa aja dan termasuk mahal sih. 
Pantai Pasir Putih, Situbondo, terlihat dari belakang Restoran Churien
Eng ing eng, beneran ngabisin waktu 9 jam-an kami baru sampai. Bahagia sekali pas uda kelihatan logo bergambar Banteng yang jadi ciri khas satwa disini dengan tulisan gede "Welcome to Baluran". 
Peta Taman Nasional Baluran, diambil dari Pos Masuk. 
Dari gerbang masuk tempat beli tiket, masih perlu 12KM lagi ke dalam untuk kita sampai ketemu Padang Savana nya. Jadi jangan coba jalan kaki dari gerbang masuk karena masih jauh boo. Pake mobil aja berasa jauh gimana kalau jalan kaki. Gempor-gempor d ;)

Udah gitu jalanan nya jelek berbatu, kiri kanan hanya ditemani hutan gersang nan kering. Kecuali memang mau total adventure sih boleh aja coba jalan kaki sekalian bisa explore satwa liar yang hidup disana. Kami juga ketemu ayam hutan, burung merak dan monyet yang sedang berkeliaran. Sayang nya rusa, banteng, dan bangsa-bangsa hewani lainnya tidak nongol, mungkin karena uda kesorean dan mungkin spot kami nangkring bukan area bermain mereka. 
Hutan Kering di Taman Nasional Baluran, katanya kering terus begini walaupun musim hujan...
Banyak satwa yang hidup bebas ditanah dengan luas 25ribu hektar ini.  Bahkan, kita bisa bertemu dengan Macan Tutul yang juga salah satu penghuni disini. Cuma, tergantung menurut kita itu suatu keberutungan atau malah sebaliknya ;) 
Sekumpulan Monyet (ntah jenis apa) yang beruntung berpapasan dengan kami :D
Berhubung sudah cukup bosan di dalam perjalanan, pas sampe pada savana pertama yaitu savana Bekol,  kami banyak menghabiskan waktu disini. Apalagi donk kalau bukan jepret sana sini sebagai bagian dari pembuktian diri kalau uda pernah sampai Baluran haha. Sampai kami rela menggotong backpack masing-masing sebagai bagian dari scenario narcisme :D 
Siap trekking explore padang savana *hayalan hahaha :p
Hamparan rumput kering menguning kecoklatan yang sedang menjadi penguasa padang savana saat ini. Akan berubah menjadi padang dengan rumput hijau nan luas kalau kita berkunjung di musim hujan antara bulan November sampai April. 
Padang Savana yang langsung membuat kami lupa waktu
Senja lebih cepat berkuasa di langit timur, ga tau-tau hari uda mulai menggelap. Kami agak terburu-buru disini, spot utama untuk hunting foto terbaik harus kami lewatkan. Harusnya memang lebih proper itu kita menginap 1 malam di Baluran, jadi punya banyak waktu untuk explore dan menikmati. Disini ada penginapan di dekat Savana Bekol jika lebih senang dengan suasana hutan dan di tepi Pantai Bama jika lebih kangen dengan semilir angin laut. 
Wisma di depan Pantai Bama...
Kalau punya banyak waktu, kita bisa trekking ke kaki Gunung Baluran yang sudah tidak aktif, bisa hunting kawanan rusa dan banteng, bisa dapatin foto padang Savana Bekol dengan latar belakang Gunung Baluran. Angle itu sering banget ditemuin setiap Taman Nasional Baluran diulas seperti di majalah ataupun media digital. Oh ya kita juga bisa naik ke Menara Pengawas untuk bisa menikmati keseluruhan taman nasional ini dari ketinggian 10 meter. Lagi-lagi kami harus melewatkan kesempatan itu karena kesorean. 
Try to get peace of mind with Yoga Style :D, The background is Baluran Mountain
Ga ketemu Banteng asli, setidaknya ketemu tengkoraknya aja hahaha, Jangan kira ga berat lho , saya aja ga kuat angkat sendiri
Yang Ganteng-Ganteng di Trip ini...
Yang Cakep-Cakep donk , ga mau kalah :p
Ke Taman Nasional Baluran kita ga hanya bisa menikmati padang savana yang luas dan bisa melihat secara langsung kehidupan para satwa disini tapi kita juga sekalian bisa menikmati laut tenang tidak berombak. Cukup berkendara 30 menit dari savana Bekol ke Pantai Bama. Kami disambut kera abu-abu segera menunjukan diri agar mendapat perhatian kami. Mereka banyak berkeliaran dan bermain-main di tepi pantai. 

Pantai Bama cukup cantik, berpasir putih dan tenang sekali. Hanya keelokannya kurang banyak terpancar karena malam mulai merayap untuk menutup hari. Kamipun enggan berlama-lama karena sudah ga ada yang bisa dilihat dan dinikmati. 
Pantai Bama, berpasir putih, berhadapan dengan laut Selat Bali
Sesaat menyatu dengan pesona alam yang ditampilkan Baluran sore itu, cukup membuat ku menyetujui julukan yang disematkan pada Taman Nasional ini sebagai Afrikanya Indonesia alias juga Afrika van Java. Walaupun bisa dikatakan aku belum terlalu puas merasakan sensasi alam disini, belum melihat kawanan kerbau ataupun rusa yang bermain-main di alam bebas dan belum trekking ke kaki Gunung Baluran. Mungkin someday jika ada kesempatan mau mampir lagi :) 

Related Post :
:: Amazing Trip, Part #2 : Kawah Ijen, Antara Kerasnya Hidup Para Penambang dan Keindahan Alam-nya
:: Amazing Trip Part #3 : Jember, Pesisir Selatan yang Tidak Kalah Indah
:: Amazing Trip Part #4 : Bromo, Sang Magis Yang Memberi Kehidupan
:: Amazing Trip Part #5 : Pesona Bromo Lainnya : Bukit Teletubbies, Pasir Berbisik dan Air Terjun Madakaripura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chapter #3, Beautiful Rinjani : Day 2 - Duka Lara dan Nikmat Menuju Plawangan Sembalun

Hari ini akan menjadi hari penuh tantangan. Bukit Penyesalan yang sudah ku dengar jauh hari akan menjadi ujian berat untuk kaki ku. Na...