Gunung dan Laut, dua tempat yang sama-sama memikat
dan memukau buat para penikmat pesonanya. Bagi pecinta alam, para petualang
dan traveler biasanya punya jagoan masing-masing mana yang
lebih mereka senangi, termasuk diriku sendiri. Aku pecinta gunung, belum berani
bilang sebagai anak gunung. Kenapa rasa cinta lebih dominan ke Gunung? Ehm,
yang jelas aku suka suasana yang meneduhkan, sejuk, tenang dan aku
mengaguminya. Pergi ke gunung memang lebih beresiko ketimbang pergi
ke pantai/laut. Kalau benar-benar anak gunung, harus punya pengetahuan dan
ketrampilan khusus, pandai membaca arah dan peta, sampai harus siap untuk
kondisi terburuk jika harus survive di tengah hutan.
Perlu persiapan fisik yang baik, setidaknya tubuh
dibiasakan dulu untuk kerja sedikit lebih keras. Naik gunung kan aktifitas
menanjak dan menurun dengan menopang berat tubuh dan berat barang bawaan, jadi
memerlukan fisik lebih ekstra fit dan kuat. Persenjataan yang kudu harus dibawa
juga lumayan banyak seperti cariel, sleeping bag,
matras, geiter, nesting untuk masak, tenda dan sepatu gunung.
Karena agak rempong dan ditambah lebih beresiko, tidak mudah punya teman yang
sejiwa dan sama-sama nekat.
Sampai saat ini gunung yang pernah ku datangi juga
masih kebanyakan typical gunung wisata, yang tidak harus
begitu serius untuk persiapannya. Seperti Gunung Krakatau, Gunung
Galunggung, Gunung Bromo, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sikunir di Dieng
Wonosobo, Gunung Puntang di Bandung, Gunung Cipelang di Sukabumi. Dan yang
bukan gunung biasa yaitu Gunung Semeru, atap tertinggi Pulau Jawa. Yang aku dan
teman-teman harus latihan fisik sebelum menjajal Semeru. Semakin suatu gunung
punya tingkat kesulitan yang semakin tinggi, jangan khawatir akan kerja keras
dan keringat untuk mencapainya, kita akan dimanjakan dengan landscape yang
beragam. Keindahan di Ketinggian tidak pernah bohong, Buktikan d !!! ;)