Senin, 03 Desember 2012

Pesona Yogyakarta - Part 3 : Finally Borobudur...dan Taman Sari

Hari ke 3 : Last day, Borobudur dan Taman Sari
 
Pagi ini excited donk...Tentu!! Kami semua udah dengan style biker dan siap mengarungi jalanan 45km pake motor sewaan. Balik lagi ke Magelang. Aku uda siap juga dengan kaos kaki dan sarung tangan biar ga gitu kepanasan, ternyata tepat juga terpikir bawa 2 benda itu dari Jakarta.
Perut perlu diisi dulu untuk bisa kompromi di jalanan yang notabene pasti panas, karena cuaca cerah. Sisi positif nya kami ga perlu ketakutan kehujanan . Soto ayam di pinggir jalan jadi pilihan sarapan kami.

Jalanan ke arah luar kota Yogya menuju Magelang lancar dan orang-orang bawaan nya pada ngebut semua, aku cuma ngeri sama bus-bus luar kota yang bawa nya gila, kalau keserempet langsung jadi tape ditempat haha. Suasana pedesaan sungguh terasa ketika sudah hampir sampai borobudur, jalanan nya ga begitu lebar dan ditemani sawah-sawah yang masih hijau. Kami melewati Candi Mendut, salah satu Candi Buddha juga. Sudah terlihat sedang persiapan perayaan Waisak yang jatuh di hari besok (20 Mei 2008)
Walaupun masih pagi, sudah kelihatan banyaknya pengunjung lain di pintu masuk Borobudur. Tahun 2008 tiket masuk candi masih 9 ribu, cukup murah kan.


kiri kanan persawahan menuju Borobudur

Candi Borobudur pernah menjadi salah satu dari 7 Keajaiban dunia, dan sekarang terdaftar sebagai salah satu World Heritage oleh UNESCO, yang sangat dijaga kelestarian dan keberadaan nya. Dibangun sekitar abad ke 8 kurang lebih selama 100 tahun pada masa kejayaan Kerajaan Syailendra. Bentuknya bujur sangkar yang serupa semua sisi nya, walaupun yang sebenernya pintu utama adalah pintu Timur. Total terdapat 9 tingkat, dimana 6 tingkat dari bawah berbentuk bujur sangkar yang dindingnya dihiasi 2.672 panel relief dan 3 tingkat diatasnya berbentuk lingkaran yang dikelilingi 72 stupa dan dinaungi oleh Stupa paling besar sebagai Mahkota Candi. Ada sebanyak 504 arca Buddha tapi sayang tidak semuanya masih utuh, ada yang kepala nya hilang, tangan nya patah, tubuhnya rusak, bahkan sebagian sudah lama hilang dicuri oleh para kolektor seni :(, jadi yang utuh hanya tinggal 100-an arca. Silahkan browsing ke Wikipedia langsung untuk baca lebih detail mengenai sejarah Candi Borobudur.

Candi ini benar-benar hadiah indah untuk Umat Buddha, dibangun dari batuan andesit yang saling mengunci dan tanpa menggunakan semen. Karya arsitektur manusia yang hebat, dirancang sedemikian serius yang juga sudah mempertimbangkan konsep drainase (pembuangan air) yang baik. Perlu berjalan kaki sedikit dari pintu masuk untuk mencapai Candi, tapi tenang, disini cukup teduh karena di desain agar pengunjung nyaman, banyak pohon-pohon yang menaungi sepanjang pinggir jalan. 

Di lapangan ini perayaan Waisak diadakan
Arca yang hilang kepala nya :(
Jalur hijau yang teduh dari pintu masuk ke Candi
Kami menyewa guide lokal untuk membawa kami keliling sambil bercerita bagaimana karya agung ini dibuat, apa makna dari setiap relief yang terpahat di setiap blok batuan. Seperti di Candi Prambanan kemarin, aku mengagumi dan dibuat berdecak kagum setiap melihat relief ini, begitu detail, begitu apik, indah, dan betapa tingginya jiwa seni manusia dulu. Pahatan nya halus dan relief nya begitu banyak, punya cerita tersendiri yaitu menceritakan mengenai kehidupan Pangeran Siddhartha Gautama sampai mencapai kesempurnaan menjadi seorang Buddha. Menarik!! lebih menarik dan keren dari Candi Prambanan kemarin, ga heran bisa jadi salah satu keajaiban dunia karya manusia :D  

Relief-relief yang mengagumkan
Kalau dilihat ada relief yang berwarna kuning, menurut guide lokal itu bukan warna asli. Relief itu dicat ketika Gubernur Belanda menemukan Candi yang sempat hilang berabad-abad ini. Upaya untuk mengembalikan ke keadaan semula dengan menghapus warna cat sudah dilakukan tapi tidak bisa. Selain relief yang penuh makna, arca Buddha yang ada juga punya arti masing-masing walaupun semuanya dalam posisi bersila sempurna. Yang berbeda yaitu posisi tangan kanan nya, nah kalau arca menghadap Timur, tangan kanan Sang Buddha seperti tengkurap dan bertumpu pada kaki yang bersila. Itu mengartikan bahwa Buddha memanggil bumi sebagai saksi dalam perjalanannya. 

Posisi arca Buddha menghadap ke Timur
Lokasi Borobudur dikelilingi oleh pegunungan Monoreh, jadi suasana dari atas Candi cukup mengademkan mata tapi tidak dengan kulit, karena sengatan matahari cukup panas. Dari bawah Candi, aku bisa lihat beberapa Bikhu sedang duduk membacakan Parita menghadap ke Candi. 
Tok tok tok...Bikhu-Bikhu lagi baca Parita :D
Yak, persiapan Waisak sudah kelihatan dan biasanya prosesi Waisak dimulai dari jalan kaki dari Candi Mendut. Prosesi Waisak biasanya sampai malam hari, ditutup dengan pelepasan Lampion dan dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari Indonesia maupun Mancanegara. Hebat yak. Aku sendiri belum pernah datang dan lihat langsung, mungkin lain kesempatan mau ikut liet ah, ajak sepupu-sepupuku yang beragama Buddha. 

Karena sedang disucikan untuk persiapan perayaan Waisak, Stupa Besar di tingkat paling atas, tidak boleh dinaiki oleh pengunjung. kami cukup berkeliling sampai lingkaran 72 Stupa. 

72 Stupa yang melingkar
Berfoto ria..


Oh ya, kita bisa coba meraba-raba kaki Buddha di dalam stupa yang ada bolong-bolong nya, menurut kepercayaan, kalau tangan kita sampai itu bagus tandanya, konon bakal lancar kehidupannya...konon tapi lho..aku sih mencoba juga dan sampai donk..hehe..
Puaslah kali ini, yang menjadi tujuan utama sudah terealisasi, abis ini sudah ga peduli mau mampir kemana lagi, ikut aja :) Cukup lama juga kami nangkring diatas Candi Borobudur, foto-foto sudah jelas, sambil menikmati pemandangan dari atas dan memperhatikan gerak gerik pengunjung lain.
 


Pergi memang selalu excited, tidak dengan pulangnya, jalan balik ke Yogya ditengah terik-teriknya sungguh terasa begitu jauh, peluh segede jagung membuat kami pilih balik hotel untuk istirahat dulu. Tujuan berikut sebenernya Keraton, cuma pas sampe Keraton ternyata cuma buka sampai jam 2 siang :(, jadinya berpindah tujuan ke Taman Sari. 

Pintu utama Taman Sari
Taman Sari juga salah satu bangunan peninggalan masa lalu dan sekarang difungsikan sebagai tempat wisata. Dulu Taman Sari ini dipake oleh Sultan Hamengku Bowono I untuk keluarga. Di dalam nya ada kolam permandian yang katanya dulu digunakan oleh Permaisuri, Putri Raja dan selir-selir Sultan. Waktu kesana, air kolam nya jelek banget, ga terawat gitu, hijau boo...seperti lumutan uda lama dan tidak dibersihkan...jadi kelihatan kurang menarik padahal mungkin kolam itu wow sekali di jaman nya.

Kami juga menyusuri terowongan bawah tanahnya yang konon lagi katanya nyambung sampai Pantai Parang Tritis, kan Sultan-Sultan Yogya selalu dikaitkan punya hubungan dengan Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul. Ehm..kalau itu benar, betapa panjang ya itu terowongan..tapi sekarang terowongan tersebut sebagian sudah ditutup, katanya sudah tua dan berbahaya.

Kompleks Taman Sari ini cukup besar harusnya, cuma sekarang sebagian sudah dijadikan pemukiman penduduk. 
Suasana dalam Terowongan
Sisa-sisa peninggalan Taman Sari bercampur dengan rumah penduduk
Ga lama berkeliling di Taman Sari, kami segera meluncur ke salah satu Pabrik Bakpia, hunting ole-ole. Melihat langsung proses pembuatan nya juga. dan terakhir kami juga mampir ke Minota lagi di Malioboro karena ole-ole masih kurang ni hehehe...


Parbrik bakpia
Di dalam Minota Store
Replika Punggawa Keraton di Minota
Yang belum kesampean dari Trip ke Yogya yaitu ke Kaliurang, melihat lebih dekat Gunung Merapi, tau aja aku kan penggemar gunung. Uda gitu Gunung Merapi kan bukan sembarang gunung, ini gunung sangat pamor sampai keluar negeri, apalagi kalau bukan sering aktif, kalau erupsi gede-gedean dan sering makan banyak korban. Ehm...next time banyak yang mau dikunjungi lagi, mau ke Borobudur lagi, ke Prambanan lagi dan tentu nya harus kudu mesti mampir ke Kaliurang dan Ketep Pass untuk ngintip gunung Merapi dalam view terbaiknya.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chapter #3, Beautiful Rinjani : Day 2 - Duka Lara dan Nikmat Menuju Plawangan Sembalun

Hari ini akan menjadi hari penuh tantangan. Bukit Penyesalan yang sudah ku dengar jauh hari akan menjadi ujian berat untuk kaki ku. Na...