Apakah
mimpi mu sama dengan mimpiku ? Mungkin banyak yang tidak sama tapi mungkin ada
beberapa yang sama. Bersyukurlah kalau kamu punya mimpi yang sama dengan ku.
Sure..Tempat itu sungguh indah, menampilkan keindahan beragam yang menemani
langkah berat kaki dan napasmu, tidak membiarkan hanya keluhan capek mu yang
keluar tapi akan seimbang dengan decak kagum dan rasa syukur mu.
Semakin tinggi semakin indah, dan semakin menggoda
untuk ditaklukan. Coba tanya mereka yang sudah pernah mendaki banyak gunung di
Indonesia, aku percaya Gunung Rinjani pasti ada di peringkat atas list gunung
yang mau didaki dan akhirnya dikagumi. Aku salah satu pengagumnya jauh sebelum
aku berhasil berdiri diatas Puncaknya.
Rasa cinta yang sudah lama tumbuh walaupun belum pernah ketemu langsung ibaratnya hahaaha. 5 tahun yang lalu, tahun 2009 September, hampir saja mendaki Gunung ini, dimana tiket pesawat juga sudah jauh hari dibeli. Jodoh yang tertunda, rencana pendakian dibatalkan karena Gunung Barujari yang adalah anak Gunung Rinjani dan hidup di tengah-tengah Danau Segara Anak meletus dan aktif mengeluarkan lava pijar .
Rasa cinta yang sudah lama tumbuh walaupun belum pernah ketemu langsung ibaratnya hahaaha. 5 tahun yang lalu, tahun 2009 September, hampir saja mendaki Gunung ini, dimana tiket pesawat juga sudah jauh hari dibeli. Jodoh yang tertunda, rencana pendakian dibatalkan karena Gunung Barujari yang adalah anak Gunung Rinjani dan hidup di tengah-tengah Danau Segara Anak meletus dan aktif mengeluarkan lava pijar .
Entah gimana permulaannya, ide mendaki Rinjani muncul
kembali di akhir tahun 2013. Seperti Gayung Bersambut, ide gila ini diterima
oleh teman seperjuanganku dalam bertraveling ria terutama urusan ke Gunung
hahaha. Ternyata kami masih sama-sama penasaran dengan Rinjani ini, karena dulu
waktu batal juga aku bareng dia hohoho. kami mulai mencari pasukan
tambahan dan akhirnya total yang ikut dalam ekspedisi ini berlima, 2 cewek
tangguh dan 3 cowok perkasa :D
Berhubung Rinjani bukan Gunung sembarangan, kami
mulai dari jauh hari melakukan persiapan. Aku pun rajin fitness biar fisik
mulai terbiasa kerja berat. Biar mulai menyesuaikan dengan trek pengunungan,
aku dan Yoan try out dulu ke Gunung Papandayan sekalian mengukur sampai dimana
fisik mendukung :) Rinjani dikenal dengan trek nya ga mudah untuk pendaki
pemula, cukup berat dan panjang, apalagi mendengar kalau sebelum camp terakhir
menuju puncaknya kita harus melintasi 7 Bukit Penyesalan nan menanjak terus…@_@
Sebagai cewek, bagian yang paling seru dari persiapan
tentunya belanja perlengkapan hihi. Hobby satu ini lumayan menguras dompet,
perlengkapan gunung itu kecil-kecil cabe rawit tapi mahal-mahal. Mulai dari tas
cariel, sleeping bag, matras, jaket, head lamp, sepatu gunung, sandal gunung,
gaiter, trekking pole, raincoat, celana cargo. Belum lagi kalau mesti beli
peralatan masaknya dan tenda. Tapi kami tidak bawa tenda dan peralatan masak
sendiri, 2 hal itu sewa melalui porter. Untung beberapa perlengkapan sudah
mulai ku cicil belinya dari jauh hari, kalau ga jebol beneran dompet :)
Porter, salah satu yang megang peranan penting dalam
pendakian ini. Kami maunya melenggang kangkung saja dengan tas daypack yang
kecil, ga mau bawa cariel berat. Porter sudah kami hubungi jauh hari juga,
dapat referensi dari teman yang sudah ke Rinjani tahun lalu. Lebih aman memang
sudah booking porter dulu apalagi kalau lagi musim nya rame yang mendaki, bisa
ga kebagian porter. Sudah booking pun ada resiko porter nya ga commit alias
berpindah hati. Pas bulan May kemarin lagi peak season sekali, jadi banyak yang
ga kebagian porter dan banyak juga yang porter nya ga ada kabar pas hari H
hihi. Untung itu bukan kisah porter kami :p
We are Ready…..Lombok, I am Coming for Second Time
Minggu, 25 May 2014
Pas juga pergi hari minggu, jadi walaupun flight jam
5 pagi, packing sudah beres dulu di hari Sabtu. 3 teman dari Surabaya sudah
sampai duluan kemarin, jadi nanti meeting point di hotel mereka di sekitar
Pantai Kuta, Lombok Selatan. Bandara rame sekali, dan berasa euforia
orang-orang mau liburan karena satu minggu kedepan libur kejepitnya banyak
hoho, senangnya aku masih punya kesempatan merasakan euforia ini hahaha.
Menapaki tanah Lombok ini adalah pengalaman kedua.
Kalau dulu masuk lewat Padang Bay Bali, kali ini langsung dari udara
:) Aku memandang tanah hitam tinggi yang mencuat gagah dan mulai
menampakkan dirinya ditengah fajar yang mulai menerangi bumi. Di titik
tertinggi itulah aku meletakkan asa kali ini. Dibawah sana, kabut masih pekat
menyelimuti tanah persawahan dan perkebunan. Aku pun tidak menyangka bahwa
akhirnya aku memulai perjalanan ini. Melihat tampangnya dikejauhan aja sudah
membuat ku terpesona, mataku tak henti memandang dan gumam ku "Hi Rinjani,
dirimu bukan hanya sekedar impianku lagi, beberapa hari kedepan napas, langkah
kaki dan tidurku ada ditubuhmu" #versilebay :p
3 Gili (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) Terlihat dari Udara |
Pagi di Tanah Lombok. Gunung Rinjani Misterius di Kejauhan, Sumber Kesuburan bagi Tanah Persawahan dan Perkebunan. |
First time untukku mendarat di Bandara International
Lombok. Lokasinya yang ada di Lombok Selatan memudahkan kami menuju Kuta
Lombok, pick up 3 teman dulu. Banyak orang dengan gaya yang sama dengan kami,
membawa cariel dan pastinya tujuan kami sama.
Gunung Rinjani memang pamornya
sudah kemana-mana. Menurut Mas Padli, supir kami, dari kemarin sudah banyak
yang datang menuju Rinjani, subuh tadipun dia baru mengantar tamu ke Desa
Sembalun. Katanya sudah ada sekitar 1,000 orang yang datang. What!! 1,000 ??
Wow..mau jadi apa tuh gunung kalau umatnya sebanyak itu :D Aku masih antara
percaya dan tidak.
Mendarat…Bawaan Segambreng. Bayangkan Kalau Mendaki Rinjani Yang Jauhnya Berkilo-kilo Itu Dengan Bawaan Gini Banyak hehehe, Untungnya Pake Porter :p |
Kuta Lombok, Lombok Selatan
Mobil sewaan merapat ke Hotel Surfer Inn. Teman-temanku masih beberes, sambil menunggu aku dan Yoan main ke depan pantai yang pas di depan hotel. Yes, aku lagi di Pantai Kuta Lombok, berjodoh kembali setelah 5 tahun terakhir kesini. Konstur dan typical pantainya masih sama.
Pasirnya juga tidak berubah, pasir merica disebutnya karena bukan seperti pasir biasanya yang halus-halus tapi ini bulat-bulat kayak lada putih. Kadang pasir ini ditawarkan anak-anak setempat sebagai souvenir ke turis yang datang hahaha, tentunya sudah dimasukkan dalam botol aqua bekas.
Suasana juga ga berubah seperti dulu. Walaupun
terbilang masih pagi, sudah ada beberapa anak-anak yang menawarkan souvenir
seperti gelang-gelang kreasi dari tali dan kerang gitu. Kita harus
pintar-pintar aja menolak kalau tidak ada minat beli, jangan pura-pura seakan
mau beli dan tanya harga, bisa dikejar dirimu sampai beli hahaha. Dari
pengalaman dulu sih.
Pantai di Lombok Selatan banyak yang bagus, tapi kalau Kuta Lombok bukan yang favorit buatku. Salah satu yang favorit dan letaknya ga jauh dari Kuta Lombok yaitu Pantai Tanjung Aan. Selain itu Pantai Mawun juga indah cuma lokasinya sedikit jauh dan dulu jalanannya jelek, entah kalau sekarang.
Pantai di Lombok Selatan banyak yang bagus, tapi kalau Kuta Lombok bukan yang favorit buatku. Salah satu yang favorit dan letaknya ga jauh dari Kuta Lombok yaitu Pantai Tanjung Aan. Selain itu Pantai Mawun juga indah cuma lokasinya sedikit jauh dan dulu jalanannya jelek, entah kalau sekarang.
Pantai Tanjung Aan, Lombok Selatan
Hari ini target jam 3 sudah sampai di Desa Sembalun. Kami merasa masih cukup waktu, dan sepakat mengunjungi Tanjung Aan. Cuaca di Lombok lagi bagus-bagusnya sekarang, puanas poll. Landscape pantai di Lombok yang diapit bukit-bukit mudah kita temui di sepanjang pantai pesisir Selatan.
Alam Tanjung Aan juga menampilkan kesan pantai berpasir putih, laut berair jernih tosca kebiruan dan ombaknya tenang sampai pinggir pantai. Kunjungan kali ini, Tanjung Aan mengeluarkan wujudnya sebagai pantai yang cantik seperti yang disebut banyak orang. Dulu pas aku kesana sudah terlalu sore, sehingga lautnya tidak mengeluarkan aura sebagus di siang hari.
Walaupun siang bolong, kami menikmati Pantai Tanjung
Aan dari atas bukit kecil di dekat pantainya. Dari atas bukit ini di sebelah
kanan Tanjung Aan, pasir pantainya lebih putih, mengkilau diterpa mentari. Terlihat dikejauhan bungalow-bungalow di pinggir pantainya. So far Hotel di bilangan Lombok Selatan Hotel Novotel yang paling bagus. Dia Punya Private Beach sendiri dan konsep hotelnya mengadopsi tema kehidupan lokal suku asli Lombok yaitu Suku Sasak.
Di depan garis pantai Tanjung Aan, mejeng sebuah
bukit hijau. Kita bisa menyewa perahu nelayan yang sudah standby di pinggir
pantai untuk menuju kesana. Empunya perahu langsung inisiatif menawari jasanya
ke kita. Di Balik bukit tersebut ada karang-karang besar yang fotogenik
bentuknya, aku sempat membaca ulasan dan melihat foto-foto nya di blog nya
Lostpacker. Kami ga punya waktu kalau harus menyebrang kesana, jadi cukup
memandang landscape indah yang terbentang dari ujung ke ujung.
Perahu yang bisa disewa |
Desa Sembalun, Indah di kaki gunung Rinjani
Sembalun dan Senaru, 2 desa yang paling dikenal oleh
para pendaki Rinjani. Kita bisa memilih masuk Taman Nasional Gunung Rinjani
melalui 2 desa tersebut. Rute paling ideal yaitu memulai dari Desa Sembalun di
Lombok Timur dan berakhir di Desa Senaru yang sudah masuk Kabupaten Lombok
Utara. Kami tentunya ikut arus mainstream aja hehehe.
Untuk sampai ke Desa Sembalun, perjalanan harus melewati hutan lebat dengan jalanan yang berkelok-kelok bikin mual. Tidur adalah obat mujarab untuk meredam reaksi perut terhadap keadaan. Ketika masih menyusuri punggung bukit, Mas Padli tiba-tiba memperlambat mobil. Dan ternyata dari atas bukit ini, Desa Sembalun sudah terlihat. Kami pun minta turun sebentar, menikmati view indah di depan sana.
Untuk sampai ke Desa Sembalun, perjalanan harus melewati hutan lebat dengan jalanan yang berkelok-kelok bikin mual. Tidur adalah obat mujarab untuk meredam reaksi perut terhadap keadaan. Ketika masih menyusuri punggung bukit, Mas Padli tiba-tiba memperlambat mobil. Dan ternyata dari atas bukit ini, Desa Sembalun sudah terlihat. Kami pun minta turun sebentar, menikmati view indah di depan sana.
Gugusan perbukitan hijau mengelilingi Sembalun seakan
berperan sebagai benteng, memberi kesejukan sehingga rasa tenang dan damai
begitu lekat terasa. Ahhh, Desa indah nan elok dikejauhan ini memberi isyarat
bahwa di tempat ini bisa melepas kejenuhan rutinitas yang membelenggu dan alam
pegunungan menunggu untuk dicumbui. Hamparan hijau campur kekuningan ladang
pertanian tertata secara apik dan rapi menambah nuansa pedesaan yang kental.
Sore ini, Gunung Rinjani yang seharusnya bisa
kelihatan jelas dari Desa Sembalun, tidak menampakkan wujudnya. Kabut tebal
sengaja menyembunyikan sosoknya, membuat aku bertanya-tanya di titik manakah
permulaan kami besok.
Mas Fikri, Porter yang kami pesan dan sebagai kepala
porter sudah menyambut kami. Malam ini kami akan bermalam di rumahnya. Teh
manis dan kue kecil menemani diskusi kami untuk persiapan daki besok pagi.
Logistik mulai di list kembali apa yang perlu dibeli selama 5hari kami di gunung.
Kami hanya membawa makanan instant seperti spagethi, sosis, coklat, biskuit
dari Jakarta. Sisanya memang tidak mau terlalu repot juga bawa berat-berat dari
Jakarta, sayuran, beras dll kami minta Mas Fikri yang bantu beliin.
Ketika semua barang sudah ditumpuk dan siap dipacking
untuk dibagi beban bawaannya, kami ternyata membutuhkan 3 porter karena 1
porter beban maksimal hanya sampai 17kg. Sebenernya 1 porter bisa mengcover
bawaan untuk 2-3 orang cuma barang pribadi kami sendiri ternyata banyak hihi makanya
butuh porter ampe 3.
Malam ini suasana pedesaan yang menemani kami,
suasana yang jarang kami temui di keseharian. Keluarga Mas Fikri baik-baik,
mereka mengalah untuk numpang tidur di rumah lain demi memberi kami tumpangan
bermalam. Makanan pun sudah disediakan, sungguh kami dilayani dengan layak.
Kangkung plecing, sop kacang panjang, tahu dan telur menjadi santapan nikmat
ditengah hawa yang makin malam makin dingin.
Kami pun mulai menutup hari
untuk pendakian besok jam 5 pagi. Bonne Nuit zzzzz !!
Sederhana tapi Berarti…. |
Related Post :
:: Chapter #2, Beautiful Rinjani Trip : Day 1 - Yang Bilang Padang Sembalun Itu Indah, Yess Ga Bohonggg
:: Chapter #3, Beautiful Rinjani : Day 2 - Duka Lara dan Nikmat Menuju Plawangan Sembalun
kayaknya saya pernah ketemu dua kakak cew ini waktu naik dri pos 3 ke plawangan sembalun dan waktu turun dari puncak ke plawangan sembalun, :)
BalasHapusHi Mas Iqbal, Wah serius nih sempat liet kita ? hahaha Wah hebat ya masih mengenali.. Met kenal Mas, Makasih sudah berkunjung di blog ini.
BalasHapusiya kakaakk, sempet ngobrol juga kita waktu naik dari pos 3 ke plawangan sembalun itu,juga waktu turun dri puncak,trus say minta tolong di potoin benda yg di jurang itu lhooh, hehehe . . . .
BalasHapusbagus neeh kakaakk blognya,senang baca2 pengalaman mb yg sudah travellerr ke banyak tempat,
hahaha Mas Iqbal ga pake foto yang jelas, jadi saya ga tau tampang mu yang mana nih. blog nya apa mas ? kok aku cari di profile nya ga nemu.
HapusOh iya, aku masih ad tuh foto yang di jurang, cariel orange. haha. tar ku upload ya tuh foto pas cerita summit attack, belum giliran kesana ceritanya haha.
saya ndak punya blog mb,g suka nulis soalnya,cman baca2 aj sih sukanya,hehe
Hapusiya saya nantikan cerita kelanjutanya mb,semoga lebih menarik waktu ngelawatin 7 bukit penyesalanya yah mb,hihihi . .
View nya bikin iri semua huhuhu :'(
BalasHapusWatch movie free
Watch box office