Pagi ini excited donk...Tentu!! Kami semua udah dengan style biker dan siap mengarungi jalanan 45km pake motor sewaan. Balik lagi ke Magelang. Aku uda siap juga dengan kaos kaki dan sarung tangan biar ga gitu kepanasan, ternyata tepat juga terpikir bawa 2 benda itu dari Jakarta.
Perut perlu diisi dulu untuk bisa kompromi di jalanan yang notabene pasti panas, karena cuaca cerah. Sisi positif nya kami ga perlu ketakutan kehujanan . Soto ayam di pinggir jalan jadi pilihan sarapan kami.
Jalanan ke arah luar kota Yogya menuju Magelang lancar dan orang-orang bawaan nya pada ngebut semua, aku cuma ngeri sama bus-bus luar kota yang bawa nya gila, kalau keserempet langsung jadi tape ditempat haha. Suasana pedesaan sungguh terasa ketika sudah hampir sampai borobudur, jalanan nya ga begitu lebar dan ditemani sawah-sawah yang masih hijau. Kami melewati Candi Mendut, salah satu Candi Buddha juga. Sudah terlihat sedang persiapan perayaan Waisak yang jatuh di hari besok (20 Mei 2008)
Walaupun masih pagi, sudah kelihatan banyaknya pengunjung lain di pintu masuk Borobudur. Tahun 2008 tiket masuk candi masih 9 ribu, cukup murah kan.
Candi Borobudur pernah menjadi salah satu dari 7 Keajaiban dunia, dan sekarang terdaftar sebagai salah satu World Heritage oleh UNESCO, yang sangat dijaga kelestarian dan keberadaan nya. Dibangun sekitar abad ke 8 kurang lebih selama 100 tahun pada masa kejayaan Kerajaan Syailendra. Bentuknya bujur sangkar yang serupa semua sisi nya, walaupun yang sebenernya pintu utama adalah pintu Timur. Total terdapat 9 tingkat, dimana 6 tingkat dari bawah berbentuk bujur sangkar yang dindingnya dihiasi 2.672 panel relief dan 3 tingkat diatasnya berbentuk lingkaran yang dikelilingi 72 stupa dan dinaungi oleh Stupa paling besar sebagai Mahkota Candi. Ada sebanyak 504 arca Buddha tapi sayang tidak semuanya masih utuh, ada yang kepala nya hilang, tangan nya patah, tubuhnya rusak, bahkan sebagian sudah lama hilang dicuri oleh para kolektor seni :(, jadi yang utuh hanya tinggal 100-an arca. Silahkan browsing ke Wikipedia langsung untuk baca lebih detail mengenai sejarah Candi Borobudur.
Candi ini benar-benar hadiah indah untuk Umat Buddha, dibangun dari batuan andesit yang saling mengunci dan tanpa menggunakan semen. Karya arsitektur manusia yang hebat, dirancang sedemikian serius yang juga sudah mempertimbangkan konsep drainase (pembuangan air) yang baik. Perlu berjalan kaki sedikit dari pintu masuk untuk mencapai Candi, tapi tenang, disini cukup teduh karena di desain agar pengunjung nyaman, banyak pohon-pohon yang menaungi sepanjang pinggir jalan.
Perut perlu diisi dulu untuk bisa kompromi di jalanan yang notabene pasti panas, karena cuaca cerah. Sisi positif nya kami ga perlu ketakutan kehujanan . Soto ayam di pinggir jalan jadi pilihan sarapan kami.
Jalanan ke arah luar kota Yogya menuju Magelang lancar dan orang-orang bawaan nya pada ngebut semua, aku cuma ngeri sama bus-bus luar kota yang bawa nya gila, kalau keserempet langsung jadi tape ditempat haha. Suasana pedesaan sungguh terasa ketika sudah hampir sampai borobudur, jalanan nya ga begitu lebar dan ditemani sawah-sawah yang masih hijau. Kami melewati Candi Mendut, salah satu Candi Buddha juga. Sudah terlihat sedang persiapan perayaan Waisak yang jatuh di hari besok (20 Mei 2008)
Walaupun masih pagi, sudah kelihatan banyaknya pengunjung lain di pintu masuk Borobudur. Tahun 2008 tiket masuk candi masih 9 ribu, cukup murah kan.
kiri kanan persawahan menuju Borobudur |
Candi ini benar-benar hadiah indah untuk Umat Buddha, dibangun dari batuan andesit yang saling mengunci dan tanpa menggunakan semen. Karya arsitektur manusia yang hebat, dirancang sedemikian serius yang juga sudah mempertimbangkan konsep drainase (pembuangan air) yang baik. Perlu berjalan kaki sedikit dari pintu masuk untuk mencapai Candi, tapi tenang, disini cukup teduh karena di desain agar pengunjung nyaman, banyak pohon-pohon yang menaungi sepanjang pinggir jalan.
Di lapangan ini perayaan Waisak diadakan |
Arca yang hilang kepala nya :( |
Jalur hijau yang teduh dari pintu masuk ke Candi |
Relief-relief yang mengagumkan |
Posisi arca Buddha menghadap ke Timur |
Tok tok tok...Bikhu-Bikhu lagi baca Parita :D |
Karena sedang disucikan untuk persiapan perayaan Waisak, Stupa Besar di tingkat paling atas, tidak boleh dinaiki oleh pengunjung. kami cukup berkeliling sampai lingkaran 72 Stupa.
72 Stupa yang melingkar |
Berfoto ria.. |
Oh ya, kita bisa coba meraba-raba kaki Buddha di dalam stupa yang ada bolong-bolong nya, menurut kepercayaan, kalau tangan kita sampai itu bagus tandanya, konon bakal lancar kehidupannya...konon tapi lho..aku sih mencoba juga dan sampai donk..hehe..
Pergi memang selalu excited, tidak dengan pulangnya, jalan balik ke Yogya ditengah terik-teriknya sungguh terasa begitu jauh, peluh segede jagung membuat kami pilih balik hotel untuk istirahat dulu. Tujuan berikut sebenernya Keraton, cuma pas sampe Keraton ternyata cuma buka sampai jam 2 siang :(, jadinya berpindah tujuan ke Taman Sari.
Pintu utama Taman Sari |
Kami juga menyusuri terowongan bawah tanahnya yang konon lagi katanya nyambung sampai Pantai Parang Tritis, kan Sultan-Sultan Yogya selalu dikaitkan punya hubungan dengan Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul. Ehm..kalau itu benar, betapa panjang ya itu terowongan..tapi sekarang terowongan tersebut sebagian sudah ditutup, katanya sudah tua dan berbahaya.
Kompleks Taman Sari ini cukup besar harusnya, cuma sekarang sebagian sudah dijadikan pemukiman penduduk.
Suasana dalam Terowongan |
Sisa-sisa peninggalan Taman Sari bercampur dengan rumah penduduk |
Parbrik bakpia |
Di dalam Minota Store |
Replika Punggawa Keraton di Minota |
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar